Judul : Elang Retak; Mati Bukan Masalah, Hidup yang Jadi Persoalan.
Pengarang : Gus Ballon
Penerbit : Q-Press
Cetakan : 1
Penulis tertarik untuk membaca novel ini setelah membaca beberapa resensi yang menyatakan bahwa novel ini bagus. Saking penasarannya, penulis sengaja datang jauh-jauh ke Palasari,
Novel ini bercerita tentang satu unit pasukan komando yang ditugaskan untuk menghentikan transaksi penjualan senjata kelompok sempalan “Orde Suci” di Pulau Kabilat. Pulau ini terletak di kawasan Indonesia Timur. Setting waktu diperkirakan pada pertengahan tahun 70-an. Sebagaimana informasi pada sampul belakang dari novel ini, novel ini bercerita tentang intrik politik, pertentangan berbagai ambisi kekuasaan, pengkhianatan, kesetiakawanan, sikap satria dan perwira, kekonyolan tentara dan adanya ruang abstraksi perasaan yang terpendam. Ceritanya berkelok-kelok dan membuat penasaran.
Unit komando ini terdiri dari pribadi-pribadi yang “unik”. Mempunyai kemampuan militer yang lebih, namun tidak diimbangi dengan perilaku yang baik. Indisipliner, urakan, berani dan ganas, itulah kata-kata yang cocok menggambarkan mereka. Mereka terdiri dari 14 orang dipimpin oleh Letnan Risman Zahiri. Tim ini dibantu oleh seorang sipil bernama Harun, yang menjadi tokoh utama dalam novel ini. Harun digunakan tenaganya karena mengenal pulau Kabilat.
Harun mempunyai latar belakang yang memaksanya terlibat dalam tim ini. Diceritakan bahwa Harun terpaksa melarikan diri dari
Karena merasa capek dengan kondisi yang ada, Harun kabur ke
Sebagaiman pengantar dari penerbit, novel ini sudah selesai pada tahun 2002 dan sudah ditawarkan ke berbagai penerbit dan sebgian besar menolak menerbitkannya. Berbagai alasan diterima oleh pengarangnya, mulai dari bersifat teknis seperti naskah terlalu panjang, temanya terlalu menyindir sampai tidak direspon sama sekali. Q-Press akhirnya yang menerbitkan novel ini karena tidak melihat alasan apapun untuk tidak menerbitkannya.
Yang menjadi misteri adalah pengarangnya. Novel ini tidak memberikan data apapun tentang pengarangnya. Sungguh disayangkan akan hal ini karena dengan ketiadaan data pengarang, kita tidak akan mengetahui kiprahnya (bila) menerbitkan novel lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar