Selasa, Desember 16, 2008

MILITARY LOGISTIC

Military logistic merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam peperangan. Military logistic menjalankan fungsi penunjang pertempuran. Meskipun hanya sebagai penunjang, namun fungsinya dapat mempengaruhi pasukan secara keseluruhan. Dari sejarah, kita dapat melihat bagaimana Sultan Agung dari Mataram gagal menguasai Batavia karena bahan makanannya dibakar oleh orang-orang suruhan VOC, sehingga terpaksa mundur.

Kata logistic berasal dari bahasa Yunani “logistikos” yang berarti keahlian dalam berhitung. Kemampuan matematika sangat ditekankan untuk orang-orang yang akan menjalankan fungsi logistik. Meskipun penekanan pada perhitungan matematika dalam setiap tugas, akan tetapi logistician, orang yang menangani fungsi logistik, juga menggunakan intuisinya dalam pengambilan keputusan. Dalam peperangan, logistician juga harus mengetahui strategi, taktik, intelijen, personalia dan keuangan.


Aplikasi fungsi military logistic juga diterapkan oleh TNI. Pada TNI AD, fungsi ini dilaksanakan oleh Korps Perbekalan dan Angkutan (CBA). Di TNI AL dilaksanakan oleh Korps Suplai (S) dan di TNI AU oleh Korps Perbekalan (KAL). Di samping para professional yang bertugas di bidang logistik, ada juga staf militer (bukan berasal dari korps logistik) yang ditugaskan untuk mengurusi masalah-masalah logistik. Untuk level organisasi batalion ke bawah dipergunakan istilah SEKSI 4, yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (KASI) atau Perwira Seksi (PASI) yang berpangkat Kapten. Untuk level organisasi di atas batalion, dipergunakan istilah Staf Logistik (SLOG).


Berkarir sebagai professional military logistician di lingkungan TNI masih dipandang sebelah mata. Beberapa hal yang menimbulkan pandangan ini adalah:


> Kurang diperhatikan pengembangan profesionalitas military logistician, karena selama ini untuk posisi-posisi military logistic pada level strategis, lebih banyak diisi oleh non-profesional military logistician.


> Kurangnya kesempatan para logistician ini untuk mengembangkan karir lebih jauh. Hal ini karena organisasi (serta jabatan) military logistician masih sangat sedikit dan posisi jabatan di luar organisasi fungsional harus berebut dengan non-profesional. Akibatnya, para professional di bidang ini paling maksimal dapat meraih posisi bintang satu, serta lebih banyak mentok di posisi melati tiga dan melati dua.


Salam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar