Rabu, Desember 31, 2008

NORTH WING

Judul : North Wing (Sorga Di Kapal Tua)

Pengarang : Arifin

Penyadur : Frederick IHM

Penerbit saduran : Kartika Bahari Press - Cirebon

Tahun penerbitan saduran : 2008

Penyadur berupaya untuk melestarikan novel ini dengan menyadurnya dari novel aslinya. Novel aslinya diterbitkan pada tahun 1968 dengan judul Sorga Di Kapal Tua. Upaya penyaduran ini adalah upaya untuk membangkitkan kembali semangat kebaharian. Sebagaimana kita ketahui, nusantara kita didominasi oleh laut. Dari 9 selat terpadat pelayarannya, 4 selat di antaranya berada di Indonesia. Sudah sepantasnya kita menguasai apa yang seharusnya miliki kita di laut, seperti semboyan kebanggan bangsa Inggris: Rule, Britania, Rule The Wave.

Di samping itu, penyadur melihat novel-novel karya Arifin sudah tidak ada lagi serta tidak ada upaya untuk memperbaharui novel tersebut. Penyadur sudah berupaya untuk menghubungi pengarang ataupun penerbitnya, namun sudah tidak diketahui lagi keberadaanya. Alasan untuk melakukan penyaduran adalah untuk membangkitkan semangat bahari serta mengenalkan komunitas pelaut, dimana penyadur juga berprofesi sebagai pelaut dan dosen pada Akademi Maritim Suaka Bahari – Cirebon.

Novel ini menceritakan seorang pelaut yang berprofesi sebagai markonis pada sebuah kapal penumpang. Profesi sebagai markonis merupakan suatu profesi terhormat dan penting selama lebih dari 90 tahun. Profesi ini sekarang praktis hilang dengan adanya pemanfaatan sistem komunikasi satelit serta adanya Sistem Global Keselamatan dan Marabahaya (Global Maritime Distress and Safety Systems = GMDSS). Dahulu sebuah kapal penumpang tidak bisa berlayar apabila tidak ada pelaut yang bertugas sebagai markonis. Akibat terbatasnya tenaga markonis, sering dijumpai kapal tertahan di pelabuhan karena ketiadaan markonis.

Setting novel ini diperkirakan sekitar awal tahun 60-an. Hal ini dapat dilihat dari adanya kisah tembak-menembak tentara pusat dengan PRRI serta banyaknya istilah – istilah yang sering digunakan seperti konfrontasi, ganyang, nyerempet bahaya (vivere pericolosamante). Pekuper dan lain-lain.

Sesuai dengan judul saduran,novel ini menceritakan tentang seorang markonis bernama Marco di atas kapal North Wing. Marco adalah pensiunan sersan mayor dari Angkatan Darat, dimana ia mengikuti program Wajib Militer Darurut (WAMILDA) untuk menjadi seorang pelaut. Setelah menganggur cukup lama, ia melamar ke North Oceanic Lines untuk menjadi seorang markonis. Ia diterima dan dikontrak untuk mengikuti perjalanan kapal penumpang North Wing ke Teluk Bayur – Padang dari Tanjung Priok.

Karena sulitnya transportasi pada waktu itu, kapal penumpang adalah salah satu moda transportasi yang favorit. Oleh karena itu, setiap kali kapal penumpang datang, selalu dijejali oleh penumpang. Sampai-sampai kamar kerja para mualim disewa oleh penumpang. Kamar kerja Marco pun yang berfungsi sebagai ruang radio, tidak luput “dijual” untuk disewakan kepada penumpang. Kamar ini disewa oleh tiga orang gadis: Hayati, Nurlely dan Zaleha. Ketiga gadis ini hendak ke Jakarta untuk meneruskan pendidikan. Selama perjalanan ini, Marco jatuh hati dengan Hayati. Akan tetapi sesampai di Jakarta, mereka berpisah. Marco pun patah hati menghadapi kondisi ini. Kemudian datang Mieke, sekretaris direksi North Oceanic Lines, yang dari awal bertemu sudah jatuh hati dengan Marco.

Karena suatu hal, Marco diberhentikan sebagai markonis kapal North Wing. Oleh Mieke dijanjikan untuk mendapatkan segera pekerjaan markonis di kapal lain. Akhirnya ia mendapat pekerjaan di kapal North Point. Dari kedekatan inilah, Marco jatuh hati dengan Mieke dan akhirnya menikah.

Salut buat penyadur yang berusaha keras untuk memberikan informasi seputar cerita ini. Hal ini sangat berarti buat penulis yang bukan berasal dari jaman terjadinya fiksi ini. Banyak istilah-istilah orde lama, yang penyadur berikan informasi. Apa dan bagaimana kehidupan tahun 60-an juga disajikan secara apik. Di samping itu juga, penyadur juga memberikan banyak informasi tentang pekerjaan pelaut di sebuah kapal. Untuk ke depan, ada baiknya penyadur memperbaiki tata letak seperti paragraf serta note sehingga enak untuk dibaca serta dapat menipiskan jumlah halaman yang ada.

Sekali lagi salut buat penyadur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar