Senin, Desember 15, 2008

POKOK – POKOK GERILYA

Judul : Pokok – Pokok Gerilya dan Pertahanan Republik Indonesia di Masa Lalu dan Yang Akan Datang

Pengarang : Jenderal (Besar) A.H Nasution

Penerbit : Angkasa – Bandung

Cetakan : IV

Tahun penerbitan : 1980


POKOK – POKOK GERILYA merupakan salah satu karya monumental dari Jenderal Besar A.H Nasution yang diterbitkan dalam bentuk buku pada tahun 1953. Buku ini merupakan salah satu buku pengantar untuk buku yang lain, SEKITAR PERANG KEMERDEKAAN yang dibukukan dalam 11 jilid. Buku yang menjadi referensi tulisan ini adalah cetakan ke 4 yang diterbitkan pada tahun 1980.


Dalam buku ini, Pak Nas memberikan sumbang saran serta memberikan contoh langsung, dimana beliau memimpin langsung sebagai Panglima Tentara Teritorium Djawa pada masa perang kemerdekaan. Strategi serta taktik gerilya yang Beliau kembangkan, berhasil melumpuhkan Tentara Belanda yang memiliki persenjataan modern pada saat itu.


Di samping itu juga, Beliau juga memiliki pengalaman praktis menghadapi perang anti-gerilya, dimana beliau berhadapan dengan DI/TII. Ironisnya, justru DI/TII menggunakan strategi dan taktik gerilya yang dikembangkan sang jenderal besar, sehingga mampu bertahan sekitar 15 tahun melakukan perang gerilya terhadap pemerintah RI.


Pak Nas memberikan pelajaran dasar tentang perang gerilya, dimana perang bukan hanya terdiri atas pengetahuan tentang taktik, strategi dan logistik, akan tetapi juga tentang ilmu politik, propaganda, ekonomi dan sosial. Beliau juga menegaskan seiring dengan berkembangnya bentuk-bentuk perang gerilya, pada prinsipnya perang gerilya adalah sama. Yang membedakan satu bentuk dengan bentuk lainnya hanyalah coraknya saja…


Dasar perang gerilya yang dikembangkan oleh Pak Nas diadopsi dari pedoman perang gerilya Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (TPRT) dimana strategi dan taktik dikembangkan dari 4 garis besar:

· Apabila musuh maju, maka kita mundur

· Apabila musuh bertahan, maka kita ganggu

· Apabila musuh mengalami kelelahan, kita serang

· Apabila musuh mundur, maka kita kejar.


Oleh karena itu ciri khas dari perang gerilya:

· Menghindari perang terbuka, dan berusaha mengganggu musuh secara sporadis.

· Menyerang musuh dengan penuh perhitungan.

· Didukung dengan organisasi yang rapi dan disiplin.

· Menghancurkan musuh secara berlahan, oleh karena itu perang gerilya yang terjadi, memakan waktu yang lama

· Bekerja sama secara erat dengan rakyat, dimana pihak gerilyawan berusaha merebut simpati rakyat dan secara tidak langsung menjadi pelindung bagi para gerilyawan.


Pada buku inilah, Pak Nas memperkenalkan idenya tentang organisasi militer, yang di kemudian hari dipergunakan sebagai dasar pengembangan organisasi di lingkungan TNI-AD, seperti adanya babinsa, dibentuknya kodam, kodim dan koramil. Beliau juga memperkenalkan istilah pasukan lokal-defensif dan pasukan mobil-ofensif. Pasukan lokal-defensif di kemudian hari dikenal dengan istilah Batalyon Teritorial, sementara pasukan mobil-ofensif dikenal sebagai Batalyon Tempur.


Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar